Yang Terlewatkan

Nggak, ini bukan lagunya Sheila on 7, emang kebetulan judulnya sama aja.

Apa yang terlewatkan? Banyak, dan aku sepertinya tipe orang yang sering banget melewatkan sesuatu karena terbuai dengan kesenangan sementara. Khususnya dalam urusan asmara.

Kembali ke tahun 2009, pertama kalinya aku mengenal yg namanya “jatuh cinta” .  manis asem asin pait sudah kurasain semuanya selama rentang 6 taun ini. Yang kulewatkan adalah : berubah . dari dulu sampe sekarang, aku sadar betul, aku nggak berubah. Aku labil, bahkan pada keputusanku sendiri. Terkadang aku mengambil keputusan dan tiba tiba berubah di tengah jalan. Gak pernah bisa nepatin omongan sendiri.

Aku tau, ini bukan sesuatu yg bisa dibanggakan, beberapa kali aku coba mengatakan “let’s change to whole new person” , pada akhirnya, bukannya berubah, aku malah menghasilkan satu kelabilan yang baru. Sudah level akut sepertinya.

Aku coba belajar dari kesalahan kesalahan yg pernah ku lakukan, bukannya belajar, aku malah mengulangi kesalahan kesalahan itu. Apa yang salah? Sepertinya aku mengalami krisis kepercayaan diri, iya seperti masih mencari identitas diri sendiri.

Aku senang memberi nasihat kepada orang lain yg mempunyai masalah, lebih menyenangkan lagi saat mereka mendengarkan nasihatku dan mereka berhasil menyelesaikannya. Tapi yang aku gak ngerti adalah, why can’t I apply it to myself? . I’m a good advicer but can’t help myself, funny isn’t it?

Aku telah melewatkan orang orang yang ternyata penting buatku, karena kelabilanku tadi, aku gakmau lagi melakukan kesalahan bodoh seperti itu, tapi sepertinya hal serupa akan terjadi lagi.

I’m tired of letting go, I don’t wanna lose any other important person to me, aku sudah terlalu 
banyak melewatkan orang penting buatku

The End


Komentar