Kehilangan Sandaran

Sudah beberapa malam ini ku rasa tingkat kebosananku sudah sampai di level paling tinggi, gak pernah sebosan ini sebelumnya. Yah walopun aku emang orang yg cepet bosen, tapi bosen kali ini beda, uda stadium akhir rasanya.

Sejak tak lagi berhubungan dengan sang sahabat yg lebih memilih pacar, aku seperti kehilangan sandaran, iya sudah gak ada sandaran dimana aku bisa menceritakan semua yang ingin kuceritakan tanpa harus ada yg disembunyikan

Tapi, life must go on, aku sudah tak ingin menjadikan kisah masa laluku sebagai alasan untuk tetap terpuruk, beberapa waktu lalu, aku sendiri yg telah memutuskan untuk mulai beranjak meninggalkan zona nyaman masa lalu, such a shame if I turn back, rite?

Aku berusaha untuk menemukan sandaran pengganti, mencari seseorang yg bisa ku panggil sahabat, seseorang yg real, bukan fake, seseorang yg menjadi dirinya sendiri. Yah barangkali nantinya panggilan sahabat berubah menjadi sayang. Toh gak ada yg salah kan?

Jadi seperti menyelam sambil minum air, tapi gak mudah, memang, terlebih mengingat umur yg semakin bertambah dan nyaris semua teman yg seumuran sudah memiliki pasangannya masing masing, gak mungkin kan nikung orang?. Ato merubah target ke anak sekolahan? Ketuaan masbro.

Yah memang gak ada salahnya nyepikin anak SMA, asal jangan anak SD aja, pubertas aja belum. Tapi and again, nggak ada yg real, dunno, rasanya gimana ya jelasinnya, gap nya keliatan banget. Gak cocok secara watak, kasarannya.

All I wanted is the girl that can be who she should be, someone that accept me as who I am . aku percaya aku sudah pernah bertemu dengannya, tapi aku pernah melewatkannya. Cuman waktu yang tau apakah dia adalah sandaranku yang hilang.


The End

Komentar